Biarpun di depan mata ada makanan enak, walaupun yang tersaji adalah Pizza dan buah-buahan lezat, maka Aurora menolaknya mentah-mentah.
Makanan tidak akan bisa menghilangkan kesedihannya. Hanya dengan makan apakah akan mengembalikan kedua orang tuanya? Aurora terus saja merenung kesepian, bocah berusia dua belas tahun itu masih sangat membutuhkan belai kasih sayang Ibu serta Ayah.
Gadis yang pagi ini memakai gaun bermotif bunga sakura dan berdiri di tepi sungai itu, tengah melempar beberapa batu krikil ke sungai, guna meluapkan rasa rindunya pada orang tua yang telah pergi, menuju tempat yang lebih indah dari dunia.
Satu demi satu krikil itu dia lempar tanpa adanya jeda. Sampai akhirnya Aurora merasa bosan, marah dan prustasi. Fisiknya boleh saja sehat, tetapi mentalnya sangat menderita. Setelah kematian Ayah serta Ibu, sekarang keceriaan yang biasa menghias di senyuman tidak akan pernah terlihat lagi.
"Aaaaaa!'