Chereads / DIA YANG TAK MEMILIKI HATI / Chapter 16 - PESTA

Chapter 16 - PESTA

Mr. Duck mengadakan pesta besar-besaran untuk merayakan  keberhasilan Leo dan kawan-kawan.

Cerse ….

Mr. Duck mengangkat gelasnya dan beradu dengan gelas-gelas yang lain. Lalu, meneguknya sampai habis.

"Tambah lagi! Ayo isi semua gelas mereka sampai penuh!" pinta Mr. Duck berteriak.

Para pelayan yang sengaja berjaga di sana menuangkan anggur kembali ke masing-masing gelas.

"Selamat untuk kalian," kata Mr. Duck 

"Selamat juga untuk anda tuan," balas Leo dan disambung dengan yang lain juga.

"Kerja kalian sangat bagus. Aku sangat puas. Memang kau tidak pernah mengecewakan diriku, Leo," pujinya khusus untuk Leo saja.

"Cerse … untuk Leo dan kalian semuanya."

Mr. Duck mengangkat kembali gelasnya dan yang lain pula ikut bersulang. Pesta besar dengan para gadis pun disiapkan secara khusus oleh Mr. Duck. Demi menghibur Leo dan yang lainnya.

Kinerja Leo tidak pernah diragukan lagi. Dia yang selama 5 tahun terakhir ini memang bekerja dengan Mr. Duck.

Pujian dan sanjungan tidak henti-hentinya Mr. Duck layangkan untuk Leo. Seolah-olah tidak ada orang yang lebih pantas menerima pujian kecuali Leo seorang.

Naga yang ikut dalam pesta turut senang, sebab dirinya tahu bagaimana kerja kerasnya Leo di dalam organisasi. Terutama untuk Mr. Duck. Leo tidak pernah sekalipun mengecewakan Mr. Duck dan sebaliknya selalu membuat pria tua itu puas 

Sedangkan Sky, terlihat menggeramkan salah satu tangannya. Entah, kenapa hatinya merasa iri ketika melihat Leo yang terus dipuji serta disanjung tinggi-tinggi. Sementara itu dirinya bahkan tidak sama sekali mendapatkan sanjungan tersebut.

Pesta masih berlangsung. Mr. Duck pun ingin meninggalkan pesta setelah seorang gadis mengajaknya untuk ke kamar.

"Sayang." Gadis itu dengan manjanya meliuk-liuk pada Mr. Duck. Pakaiannya yang terbuka tentu membuat Mr. Duck tidak bisa menahan nafsunya.

"Aku pergi dulu. Ada hal yang harus aku lakukan. Lanjutkan saja pestanya, tanpa diriku," kata Mr. Duck.

"Silahkan tuan," ujar Leo membalas.

Mr. Duck pun pergi, dengan gadis penggodanya itu. Sedangkan Leo kembali berbincabg dengan Naga.

Banyak hal yang selalu Leo ingin bagikan kepada Naga. Entah itu masalah bisnis. Atau sebaliknya Naga yang bercerita tentang kisah percintaannya dengan seorang wanita kepada Leo.

"Aku pergi ke kamar kecil dulu," ungkap Sky.

Mendadak dia merasa ingin buang air kecil. Sky pula ikut meninggalkan pesta sesudah dirinya izin kepada Leo dan Naga.

Baik Leo maupun Naga tidak menaruh curiga dengan kepergian Sky. Mereka mengira Sky memang betul-betul ingin ke kamar kecil.

Tapi, bukan itu yang Sky ingin lakukan. Sebaliknya, Sky mengikuti kemana Mr. Duck dan wanitanya itu pergi.

"Aku harus mencari cara untuk mendapatkan kepercayaan Mr. Duck. Tentu aku pun berhak mendapatkan pujian, dan jangan hanya Leo saja," protes Sky yang merasa tidak dilihat oleh Mr. Dick.

"Aku juga bekerja saat itu, tetapi mengapa hanya Leo saja yang dia sanjung-sanjung," katanya pelan.

Sky mengikuti Mr. Duck di belakang. Pria yang sudah hampir menginjak 50 tahun itu tidak menyadari bahwa Sky sedang menguntit dirinya.

Suasana gedung ini sangat ramai. Banyak orang juga yang datang di gedung ini untuk berpesta. Riuh suara musik di mana-mana, membuat Mr. Dock tidak menyadari kehadiran Sky.

Mr. Duck masuk kamar bersama dengan seorang gadis penggoda. Sky diam-diam terus membuntuti Mr. Duck sampai di depan pintunya.

"Aku ingin tahu apa yang Pak tua itu ingin lakukan," ungkapnya penasaran.

Tentu Sky tidak bisa masuk ke kamar, sebab pintunya terkunci, jika ingin membuka dirinya harus menggunakan kata sandi.

"Tapi, bagaimana caraku untuk melihat ke dalam? Aku penasaran yang akan Pak tua itu lakukan dengan seorang gadis muda " pikirnya.

Sky mulai membayangkan sesuatu yang nakal. Telintas dalam fantasinya Mr. Duck melakukan hal-hal indah dengan gadis itu.

"Astaga, Sky. Apa yang kau pikirkan? Tidak mungkin Pak tua itu melakukan hal seperti yang kau bayangkan. Kau ada-ada saja," ujarnya, sembari menggoyangkan kepalanya.

Dia yang membayangkan, dirinya juga yang tidak percaya. Meski demikian, Sky tetap merasa penasaran apa yang akan Mr. Duck lakukan di dalam?

Sky mendekatkan telinganya di dekat pintu. Dia menguping dari sana. Mungkin saja, sedikit terdengar sesuatu. Pikirnya.

Hal mengejutkan terjadi. Seseorang dengan sengaja menurunkan saklar listrik di gedung itu.

THEK ….

Tidak perlu waktu lama. Seluruh listrik padam dan ruangan menjadi gelap gulita.

"Ada apa ini? Mengapa listriknya padam? Coba periksa pengaturan listrinya," kata salah seorang staf yang bertugas mengurus gedung tersebut.

Dengan cepat beberapa petugas pergi untuk memeriksa bokz listriknya. Semenara itu para pengunjung lainnya merasa panik.

Musik yang sangat bising itu mendadak hening seperti di kuburan.

Leo dan Naga pun terjebak di sana, "Apa kau melihat Sky?" tanya Leo.

Hal yang pertama dirinya cemaskan adalah Sky yang tidak kunjung kembali daei kemar kecil.

"Aku juga tidak tahu. Mungkin dia masih berada di kamar kecil," tebak Naga yang ikut cemas memikirkan Sky.

Panjang umur. Baru saja mereka membicarakanny, Sky menelpon. Leo segera menggeserkan tombol hijaunya dan berkata.

"Di mana kau sekarang? Di sini listriknya padam. Sedang apa kau di sana, apa kau masih berada di kamar kecil?" tanya Leo yang memang mengkhawatirkan Sky.

"Aku ada di depan sebuah kamar. Sebelumnya tadi aku mengikuti Mr. Duck, tapi mendadak listriknya padam. Sebaiknya kalian kemari, sepertinya ada yang aneh di sini," beber Sky.

Dapat dipahami. Leo langsung mengakhiri sambungan teleponnya. Dengan suasa gelap gulita, dan hanya mengandalkan cahaya dari layar ponsel, Naga dan Leo mencoba menyusul Sky.

Mereka tidak tahu alasan kenapa Sky mengikuti Mr. Duck? Namun, apapun itu, Sky mengatakan ada hal yang janggal di sana.

"Leo!" panggil Sky.

Merasa ada yang memanggil, Leo dan Naga pun berlari menuju sumer suara itu.

"Mengapa kau ada di depan kamar? Untuk apa juga kau mengikuti Mr. Duck sampai kemari? Jangan katakan kau ingin melukainya," tuduh Sky.

"Ya, seenak jidat kau menuduhku sebagai penjahat. Aku hanya sedang lewat saja," kilahnya mengelak bohong.

"Sudah, kalian jangan bertengkar di sini. Sebaiknya kita cari tahu apa yang Mr. Duck lakukan di dalam. Saat ini listrinya sedang padam, tetapi mengapa dia tidak keluar dari kamar?" kata Naga bertanya-tanya.

Terjadi perdebatan di sana. Menebak-nebak buah manggis yang isinya tidak pernah pasti.

"Naga benar. Tapi bagaimana cara kita membuka pintu ini? Sedangkan pintunya hanya akan terbuka dengan kunci card. Aku melihat Mr. Duck melakukan itu tadi," tutur Sky.

Sedikit informasi sudah membuat Leo berpikir. Sudah sangat jelas kamar ini memasang pengaman yang sangat tebal, yang pastinya tidak akan mudah dibobol oleh sembarang orang.

Membukanya sudah pasti harus ada kunci card yang sesuai dengan kata sandi pintunya.

Para pria macho di sana mencoba berpikir. Namun, mereka terlalu lama untuk menemukan jalan keluarnya.

DOR ….

Suara tembakan keras terdengar dari dalam.

Bukan hanya satu kali, tetapi terdengar beberapa kali setelahnya.

DOR ….

DOR ….

Suara tembakan apa itu?

JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!