Naga memperkenalkan kepada Sky apartemen mewah milik Leo yang terletak di negara ini. Hinian mewah dengan harga yang pantastis tersebut menjadi aset paling mahal yang Leo miliki.
Bukan main terkejutnya Sky ketika melihat surat kepemilikan apartemen ini atas nama Leo Sukma Atmaja.
Sebelumnya dia hanya tahu, jika Leo hanyalah seorang mafia yang sering malang melintang melewati perbatasan banyak negara.
Namun, Sky tidak mengira bahwa aset kekayaan Leo sangatlah banyak. Sampai-sampai dirinya tidak bisa membayangkan seberapa banyak lagi uang yang Leo miliki.
Jelas semua uang dan kekayaan ini didapatkan dari hasil pasar gelap, dan penjualan senjata tajam antar negara, duga Sky.
"Leo." Sky menundukan kepalanya. Dia merendah serendah mungkin kepada Leo, yang mungkin statusnya ada di bawah dirinya.
"Ada apa? Katakan apa yang ingin kamu ketahui. Tapi, jangan kau bertanya dari mana aku mendapatkan uang sebanyak itu untuk membeli hunian ini. Paham," sekak Leo.
Belum berkata apa-apa, Leo sudah membungkam mulut Sky. Jelas itu tidaklah adil.
Uang dia memang banyak, tetapi apalah artinya uang jika berlagak sombong. Benar bukan?
Sekarang Sky baru mengerti. Bahwa bisnis yang terjalin di dalam organisasi Setan Merah sangatlah menggiurkan.
Dengan begitu dirinya tidak perlu ragu untuk terjun lebih dalam ke organisasi Setan Merah.
"Leo."
Tanpa malu Sky duduk di bawah kaki Leo. Dia tersungkur dan menundukan kepalanya di depan Leo.
Bush ….
Leo menyembur minuman yang ada di mulutnya. Airnya membasahi seluruh wajah Sky.
"Leo," kesal Sky memandang mendongakkan kepalanya.
Sky mengeringkan wajahnya. Memandang mata Leo dengan nanar.
"Kau ini keterlaluan Leo. Bukan hanya kaya, tetapi kau juga sangat sombong," keluhnya mengomel.
Sky membuang berkas yang tadi dirinya pegang ke atas meja.
"Kau benar-benar sudah mengejek diriku, Leo. Kau anggap aku ini apa, sampai kau menyemburkan anggur itu ke wajahku!" gerutu Sky.
Disebut apa ini? Dipermalukan. Sky tidak terima direndahkan seperti tadi. Dengan menyemburkan minuman, sama saja dengan meremehkan dirinya.
"Mafa, aku tidak sengaja. Seharusnya kau tidak berlutut seperti itu, mungkin aku tidak akan menyembur wajahmu seperti tadi."
Hanya kata maaf yang bisa Leo sampaikan. Tapi, bukan itu saja yang Sky inginkan.
"Aku tidak akan menerima maafmu itu," kata Sky ingin diperhatikan.
Pandangannya dibuang dengan menyikutkan tangannya di atas dada.
"Baiklah. Katakan apa maumu?"
Sky mendapat lampu hijau. Jelas ini kesempatan bagus untuk meminta yang dirinya inginkan dari seorang Leo.
"Beritahu aku cara untuk menjadi kaya. Mudah bukan permintaanku itu," ungkap Sky dengan segudang kemauannya.
"Astaga. Kau ini memang payah," umpat Sky duduk kembali.
"Ayolah, Leo. Beritahu aku bagaimana caramu mendapatkan banyak uang seperti sekarang ini. Aku tidak mungkin meminta ayah untuk membelikanku apartemen seperti ini. Jelas dia tidak akan memberikannya kepadaku walau aku memintanya," ocehnya mengadu.
Merayu dan membujuk. Sky memijat bahu Leo, lalu berpindah ke kakinya. Sky menunjukan sikap baiknya kepada Leo.
Dengan memijat Leo, dirinya bisa mendapatkan semua yang dia mau, maka itu tidak akan sulit. Batin Sky.
"Kau melakukan ini pasti ada maunya bukan?' tebak Leo.
Tidak perlu bagi Sky berkata panjang lebar, Leo sudah bisa membaca isi pikiran Sky hanya dari sikapnya saja.
"Memang kau adalah teman terbaikku. Selalu saja kau bisa menebak isi pikiranku," puji Sky.
Cengengesan. Giginya yang putih diperlihatkan. Leo menggelengkan kepalanya. Bukan berarti dia setuju, melainkan dirinya tidak akan membayangkan keinginan apa yang Sky mau setelah ini.
"Kau tahu bukan ayah tidak pernah adil kepadaku? Aku ingin juga menjadi orang kaya seperti dirimu ini," ungkapnya.
Sky mencurahkan isi hatinya kepada Leo. Setelah bertemu Leo 10 tahun yang lalu, ayahnya tuan Oskar hanya memperhatikan Leo saja.
Dia pilih kasih dan hanya menyayangi Leo seorang. Meski Sky yang adalah putranya meminta sekalipun pasti tidak akan pernah diberikan. Sedang Leo yang meminta sesuatu pasti akan diberikan. Hal tersebut yang selalu Sky keluhkan.
"Kau ini tidak pintar, atau memang bodoh. Hal semudah itu saja kau tidak paham," ketus Leo.
Menyentil kening Sky sampai terlihat terlihat berwarna merah.
"Au, mengapa juga kau selalu mengejekku?" cicitnya terus seperti anak ayam.
"Kau," singkap Leo membulatkan matanya.
"Ayolah Leo. Beritahu aku bagaimana kau bisa memiliki banyak uang, untuk membeli ini dan itu? Kau bisa membeli apartemen ini, pasti uangmu sangat banyak sekarang. Ayolah, apa salahnya berbagi sedikit ilmu kepada anak yang miskin ini," rayunya.
"Kau payah. Pantas saya tuan Oskar selalu berkata. Bahwa putrany itu sangat payah dalam segala hal," canda dan ejeknya.
"Sungguh, ayahku berkata seperti itu kepadamu? Astaga, ayah mengapa membuka aib anaknya sendiri kepada orang luar."
"Sampai kapan pembicaraan ini akan selesai. Bagaimanapun kau merayuku keputusan tuan Oskar tidak pernah bisa dirubah," kata Leo.
"Jika kau ingin sesuatu, maka kau harus berusaha. Jika kau ingin banyak uang, maka kamu harus bekerja keras. Bekerjalah dengan giat, mungkin saja ayahmu akan berbalik menyayangimu lagi. Paham," jelas Leo panjang lebar.
"Jadi maksudmu aku harus bekerja terlebih dahulu untuk mendapatkan apartemen mewah sepertimu ini?"
"Ya," balas Leo singkat.
Dengan begitu dia mempertegas keterangannya. Bahwa untuk mendapatkan sesuatu haruslah berusaha. Jangan manja karena uang tidaklah datang dengan sendirinya, melainkan harus dicari.
"Sudahlah. Aku ingin mandi, dan berendam di air panas," ujar Leo melenggang pergi.
Sky belum beranjak dari tempat duduknya. Pemuda manja itu sekarang sedang melamun dan mengartikan setiap perkataan Leo.
"Leo memang benar. Aku terlalu berleha-leha. Aku menganggap semuanya akan mudah karena aku anak dari Oskar, tetapi semua dugaanku itu salah," pikirnya.
"Mengapa tidak sejak awal aku mengikuti perkataan ayah masuk ke dalam organisasi, setidaknya sekarang aku bisa membeli apartemen mewah seperti ini," sesal Leo kemudian.
Sepertinya sekarang menyesal bukan hal yang diharuskan. Membenahi diri menjadi yang lebih baik adalah hal terpenting bagi Sky saat ini.
"Aku akan buktikan kepada ayah, bahwa aku juga bisa menjadi seseorang yang bisa ayah banggakan," tuturnya.
Diakhir kalimat Sky berkata, "Tidak masalah jika aku akan gagal nantinya, tetapi semuanya adalah proses. Dan proses haruslah dilakukan dengan segenap hati."
Sky ikut pergi dan menyusul Leo untuk membersihkan diri.
Hari mulai larut. Naga pun belum meninggalkan apartemen tersebut, sebab Leo yang meminta dirinya untuk tinggal di sana.
"Maaf, Tuan. Ada pesan dari tuan Oskar," kata Naga.
Sky dan Leo bersiap untuk makan malam, namun hal itu sedikit terusik karena Oskar menghubungi mereka.
"Pesan apa yang tuan Oscar ingin kami ketahui?"
Dijawab oleh Leo, lalu dsambung Sky, "Benar. Pesan apa yang ayahku kirimkan."
Naga mengeluarkan gawai besar berbentuk persegi empat. Dirinya memasangkan alat kecil di gawai tersebut.
Dalam waktu singkat, gambar tuan Oskar terlihat. Bukan sebatas video biasa, melainkan hologram yang sangat besar.
"Kalian!"
Tanpa salam tuan Oskar langsung membentak Leo dan Sky. Suaranya yang keras tanpa sopan santun membuat Leo dan Sky tersentak.
"Ya, tuan."
"Ya, ayah."
Yang satu tuan dan yang satu ayah. Itulah mereka. Dua karakter yang dijadikan satu. Keduanya memiliki sifat yang berbeda-beda.
Namun demikian, mereka tetap satu. Entah dari segi apa, kita tetap teman. Itu yang selalu diprinsipkan oleh Sky dan Leo.
"Ada apa ayah menghubungi kami?"
Sky yang bertenya terlebih dahulu, lalu disusul oleh Leo, "Benar yang Sky katakan. Ada gerangan apa tuan menghubungi kami?"
"Kalian ini masih saja pamai banyak tanya. Kalian mencoba untuk membodohiku!" tambahnya membentak.
Meski sebatas hologram, tetapi suara keras Oskar masih bisa menghancurkan gendang telinga semua orang, dengan suara teriakannya itu.
"Katakan kepadaku. Kenapa kalian tidak melaporkan masalah pembunuhan yang terjadi di pesawat? Jawab!" teiaknya.
"Katakan siapa yang memiliki ide untuk tidak melapor kepadaku?! Ayo mengaku! Atau kalian akan aku hukum!"
Kemudian dia menambahkan dan membentak kedua pemuda ganteng-ganteng itu.
Kasihan sekali, meskipun ganteng dan kaya, tetapi tetap takut jika dimarahi orang tuan.
Siapa yang akan mengaku nantinya?
Bagaimana cara Leo menjelaskannya kepada Oskar?
JANGAN LUPA BACA BAB SELANJUTNYA!