Dengan wajah cemberut, Niken mengantar suaminya kedepan. Ia merasa sangat marah melihat Kenzo dengan penampilan nya saat ini.
"Jangan cemberut sayang, nanti malam mas akan kembali lagi ko, kamu jangan marah, atau kamu mau ikut sama mas Hem?" Kenzo memeluk Niken.
Niken menggelengkan kepalanya.
"Hiks, kamu jahat. Masa aku di tinggalin aja sendirian di rumah ini." Niken memukul dada suaminya.
"Loh, kamu kan tidak sendirian sayang, di sini kan ada puluhan paham dan juga puluhan pengawal, jika ada sesuatu kamu tinggal panggil mereka saja."
"Tetep gak mau, aku maunya mas." Niken memperkuat pelukannya.
Kenzo tersenyum.
"Sayang, ini mas gak bisa nolak, perusahaan cabang yang ada di kota sebelah sedang di serang oleh musuh, mas harus segera membereskannya sayang."
"Tapi, mas nanti gimana?"
"Gak gimana-gimana sayang, mas kan kuat, nanti mas pulang bawakan oleh-oleh oke."
"Aku gak mau oleh-oleh mas, aku maunya kamu."