"Udah gue duga lo ada di sini."
Suara seorang pria yang sangat Krisan kenal itu membuatnya menoleh ke arah pintu masuk ruang VIP yang ia tempati.
Pria itu tetap dengan ciri khasnya. Lehernya berkalung sebuah kamera klasik tahun 90-an yang masih berfungsi dengan baik. Namun, di kedua tangannya ia membawa dua mangkuk kaca. Satu mangkuk berisi es batu, dan satu mangkuk lagi berisi potongam buah-buahan berupa apel, pir, melon, dan semangka.
"Rezvan?" Tanya Krisan tak menyangka Rezvan datang di tempat yang sama dengannya.
Rezvan tersenyum sedikit. Pria itu meletakkan dua mangkuk yang dibawanya ke tengah meja kaca. "Gue tahu lo bakal ke sini." Ujarnya santai dan duduk di sebelah kanan Krisan dengan jarak setengah meter.
"Lo datang sejak jam berapa?"
"Sejak mobil gue terparkir di belakang lambor kesayangan lo."
"Oh. Kok lo tahu gue masuk ke ruangan sini?"