"Darian? Mengapa kau menyusulku ke sini?"
Darian tersenyum. Kemudian ia juga duduk di atas rerumputan. Pria itu duduk di sisi kiri makam Raja Winston, bersebrangan dengan Ariadne. "Apakah aku tidak boleh mengunjungi mereka? Ayah dan ibumu juga sangat baik padaku, Ariadne. Seharusnya kau juga mengajakku jika kau akan pergi ke sini." Kata Darian sambil tersenyum.
Ariadne tersenyum. "Kurasa orang tuaku juga merindukanmu, Darian."
"Raja Winston, lihatlah putrimu. Ia mudah sekali menangis dan marah. Apakah aku harus terus bersabar di sampingnya?"
Rasanya Ariadne ingin memukul Darian dengan buku tebal. Bisa-bisanya pria itu mengadukan hal itu pada ayahnya. Tapi Ariadne juga terkekeh ketika melihat Darian bicara pada makam ayahnya.