Biyan sedang di kamarnya sendirian hari ini dua temannya tidak datang. Bunyi pintu dibuka sesaat tidak Biyan pedulikan, namun saat bau parfum yang familiar Biyan langsung terperanjat dari pembaringan.
"Rex," panggulnya terkejut.
"Kenapa? Kau seperti terkejut melihatku datang?" Rex mengedarkan pandangannya. "Ada yang datang?" tanyanya selidik.
"Tidak… siapa yang datang? Hari ini Yona dan Rose tidak datang." Biyan berdiri dari ranjangnya. Dengan pengawasan Rex melihat kakinya yang masih diperban.
Rex maju satu langkah lebih dekat pada Biyan. Rex meraih tangan mungil Biyan memberikan segenap perasaan, agar ia tahu Biyan lah wanita yang telah bertahta.
Sesaat Biyan hendak menariknya. "Apa yang sedang kau lakukan?" Biyan terlihat tegang. Dalam pikiran Biyan, Rex akan berlutut dengan memberikan kotak cincin.
Oh.. no… Biyan belum siap dan mungkin tidak akan siap. Rex terlalu tinggi di sana.