Bao Yu, bagaimana ini? Kalau kita seperti ini terus lama-lama kita bisa mengalami kebangkrutan." Ucap Bibi Shuwan khawatir. Dia sangat menyayangi Yueyin yang beberapa bulan ini bersamanya dan menjadi pengganti putrinya. Gadis itu sangat periang dan juga pekerja keras, dia sangat baik dan tulus sehingga Shuwan sangat menyayanginya seperti menyayangi putri kandungnya sendiri. Bao Yu hanya bisa menggelengkan kepalanya saat mendengar apa yang diucapkan oleh Bibinya. Bao Yu sendiri juga sangat khawatir bagaimana kelangsungan bisnis mereka kedepannya.
"Bibi Shuwan, kita sebaiknya berdo'a agar apa yang kita jual laku dan kita bisa tetap menekuni usaha ini. Aku yakin suatu saat nanti kita akan berjaya lagi." Ucap Bao Yu menenangkan Bibi Shuwan dengan menuangan teh panas ke dalam cangkir kecil saat Daoyou baru saja tiba. Dia tersenyum bahagia karena dia saat ini baru kembali dari kota Louyang dengan membawa kabar gembira.
"Bibi Shuwan, Bao Yu, aku membawa kabar baik! Beberapa keluargaku memesan perhiasan buatan Nona Yueyin dan mereka juga sudah membayar lunas semuanya. Ini adalah uang yang aku dapatkan dari hasil penjualan kita hari ini. Besok aku harus mengirim barang-barang itu pada mereka, jadi sekarang kita harus bekerja keras dan mengemas semuanya." Ajak Daoyou pada Bibi Shuwan dan Bao Yu yang saat ini merasa sangat bahagia. Mereka bertiga saat ini langsung mengemas barang-barang yang akan dikirim oleh Daoyou besok pagi. Setelah mengantar barang-barang itu, Daoyou akan lagsung kembali menemui Yueyin untuk memberikan daftar pesanan yang harus dia antarkan minggu depan.
"Daoyou, terima kasih banyak karena kamu telah membantu kami dengan mendapatkan pembeli untuk barang-barang yang kami jual. Kalau tidak ada kamu, Bibi tidak tahu lagi bagaimana menyampaikan hal ini pada Yueyin. Dia pasti akan merasa sangat sedih kalau mengetahui hal ini." Shuwan tersenyum dan mempersilahkan Daoyou duduk lalu meminta pada Bao Yu untuk menuangkan teh panas ke dalam cangkir milik Daoyou dan meminta Bao Yu mempersiapkan makan untuk Daoyou yang terlihat sangat kelelahan.
"Bibi Shuwan, tidak perlu berterima kasih karena aku sangat senang membantu kalian semua. Lagipula aku disini bekerja dan mendapatkan upah, sudah menjadi kewajibanku membantu kalian dan usaha kita di saat-saat sulit seperti ini. Kita ini sekarang satu keluarga, jadi susah, senang, sulit, bahagia kita akan lalui bersama." Ucap Daoyou sambil menatap mesra kearah Bao Yu yang kini menundukkan kepalanya. Sementara Shuwan tersenyum bahagia saat dia melihat hal itu.
Shuwan tahu kalau sebenarnya sudah sejak lama Daoyou menyukai Bao Yu. Maka dari itulah Daoyou membela mati-matian keluarga Bao Yu bahkan rela terluka demi membalaskan dendam kepada naga penunggu danau di perbatasan kota Louyang yang telah membunuh ayah Bao Yu. Shuwan berharap keduanya akan berjodoh sehingga dia hanya tinggal mencarikan jodoh untuk Yueyin yang meski bukan siapa-siapa tetapi Shuwan sudah menganggapnya seperti putrinya sendiri.
"Sudahlah! Kalian nikmati saja dulu waktu istirahat kalian, kita akan bekerja keras lagi besok. Aku akan menutup toko lebih awal sekarang." Ucap Shuwan pada Bao Yu dan juga Daoyou yang langsung membalas kata-kata Shuwan dengan senyuman. Mereka kemudian meneruskan obrolan mereka sementara Shuwan menutup toko mereka.
Ditempat lain, Yueyin dan Jiangwu saat ini sedang berada di dalam istana di dasar danau tempat mereka pertama kali bertemu dulu. Hanya saja Yueyin memang tidak mengingat pertemuan mereka dahulu. "Jiangwu, apakah kamu bersungguh-sungguh dengan apa yang kamu katakan tadi? Apa tidak sebaiknya kalau kita menjadi sahabat saja?" Tanya Yueyin yang meski tadi sudah menerima pernyataan cinta Jiangwu tetapi jauh dari dalam lubuk hatinya masih sedikit ragu dengan hubungan mereka.
Semua itu karena keduanya baru saja bertemu sementara baik Yueyin maupun Jiangwu sama sekali tidak mengetahui latar belakang masing-masing. Yueyin merasa sedikit menyesal karena dia memutuskan menerima Jiangwu dengan terburu-buru. Jiangwu tersenyum dan langsung mencium kening Yueyin saat mendengar apa yang ditanyakan oleh gadis itu.
"Yueyin, aku sangat yakin dengan perasaanku dan aku ingin menjagamu selamanya. Aku akan menjalin hubungan yang serius denganmu dan semua itu karena aku sudah sangat menyayangimu sejak kita pertama kali bertemu. Aku sangat berterima kasih padamu yang telah berbaik hati menolongku saat itu." Ucap Jiangwu sambil mencium tangan Yueyin yang kini tersenyum kepadanya.
"Jiangwu, aku takut ini bukan cinta tetapi hanya rasa terima kasih dan balas budi." Ucap Yueyin yang mencoba melepaskan tangan Jiangwu, tetapi lelaki itu malah menarik tanga Yueyin dan memeluknya dengan erat. Jiangwu mendekatkan wajahnya ke telinga Yueyin yang kini mencoba melepaskan pelukan lelaki yang baru saja menjadi kekasih hatinya.