Suara langkah kaki terdengar memasuki sebuah kamar yang sudah gelap, hanya lampu tidur yang menyala. Ardan duduk di tepi tempat tidur sambil memandangi wajah Arini yang sedang tertidur, membelai rambut hitam sang istri.
Pria itu baru saja datang dan langsung menghampiri Arini, ia mendapat kabar dari pelayan yang menghubunginya jika Arini menanyakan keadaannya. Ardan jelas sangat bahagia mendengarnya, tugasnya yang belum selesai rela ia tinggalkan untuk bertemu Arini.
Gerakan tangan Ardan membuat Arini merasa terganggu.
"Siapa?" tanya Arini dengan mata masih tertutup.
Tidak ada jawaban, tangan itu malah membelai pipinya. Arini sontak membuka matanya.
"A–Ardan?"
Walaupun cahaya di kamar itu redup, tapi Arini bisa dengan jelas melihat sosok Ardan di depannya. Ardan tampak menunjukan senyumnya.
"Ya, ini aku. Tidurlah lagi! Maaf aku membangunkanmu," ujar Ardan seraya beranjak dari duduknya.
"Ardan tunggu dulu!" Arini bangkit.
Ardan berhenti, namun ia tak menoleh.
