"Kenapa berkas ini tak habis-habis?" gerutu Ardan seraya membolak-balik kertas yang hendak ia tanda tangani.
Tok ... Tok ... Tok ...
"Permisi Tuan, apakah Anda sibuk?" Suara Heri terdengar dari luar pintu.
"Masuklah!" seru Ardan.
Pintu terbuka, Heri dan tiga orang masuk. Namun saat itu Ardan masih belum menoleh siapa yang datang bersama Heri. Ia tetap sibuk memeriksa laporan di tangannya, saat Heri mendekat. Tapi sesaat kemudian indra penciumannya mencium sesuatu yang tak asing, aroma yang selalu ia sukai, yaitu aroma manis dari tubuh sang istri tercintanya. Aroma itu semakin mendekat dan menyengat di hidung Ardan. Karena penasaran, dengan cepat Ardan menoleh ke arah Heri dan tiga orang yang ada di depannya.