Tengah malam yang teramat dingin, juga sunyi. Di negara lain, Ardan duduk sendiri di sebuah kursi yang terbuat dari anyaman bambu khas Jepang. Pria itu menatap penuh ke arah gelapnya langit yang gelap tanpa bintang. Pembangunan cabang perusahaan membuatnya dengan cepat kembali lagi ke negara maju tersebut, alih-alih juga bisa ia gunakan untuk menenangkan pikirannya tentang kejadian saat perjalanan ke bandara. Kenapa hatinya begitu sakit saat melihat Arini bersama dengan Sean? Bukankah ia sangat membenci perempuan itu saat ini. Ardan mengeraskan rahangnya ketika mengingat itu.
"Baby, kamu ngapain di luar?" Suara manja Elsa menyadarkan Ardan yang tengah memikirkan Arini, wanita itu mendekap bahu Ardan yang tengah duduk. Namun dengan cepat dicegah Ardan.
"Elsa, menyingkir!" bentak Ardan.
"Kenapa sih kamu gak pernah mau aku sentuh?" tanya Elsa kesal. Sikap dingin Ardan kepada semua wanita membuat Elsa semakin dibuat penasaran akan sosok pria itu, walaupun selalu mendapat penolakan.