Tyler mencoba membuat dirinya menarik diri, tapi dia tidak bisa. Lututnya terasa sangat lemas, tubuhnya melebur kembali ke tubuh Nick. Dia hanya… dia hanya ingin dipeluk, sebentar saja. Dia ingin merasa baik, dan ini terasa menyenangkan.
Sebagian dari dirinya merasa jijik dan malu dengan perilakunya—dia benar-benar bertingkah seperti pacar yang membutuhkan—tapi dia tidak bisa menarik diri dari kehadiran Nick yang solid dan meyakinkan di belakangnya, di sekelilingnya.
"Apakah ada yang mengatakan sesuatu?" Nick bergumam di telinganya. "Ada yang membuatmu kesal?"
Tyler menggelengkan kepalanya, menggosokkan pipinya ke pipi Nick. Dia sangat harum. Tyler tidak tahu kapan dia berhenti ketakutan karena rasa janggut di kulitnya, tapi saat ini rasanya enak. Dia ingin lebih. Dia menggeliat kembali melawan Nick, mencoba lebih dekat dengannya, dan membuat suara senang ketika tangan Nick di sekelilingnya mengencang.