Aku lolos dari ingatan sebelum racunnya bisa mengotori momen indah ini.
"Jadilah aku," ulangku.
"Ya, bunga," jawabnya, tidak mengalihkan pandangannya dariku.
"Bagaimana jika aku tidak tahu siapa itu?" Aku bertanya dalam bisikan tercekik.
Tangan Asher mencengkram leherku dengan kuat. "Kalau begitu kita akan mencari tahu, bersama-sama."
Suaranya begitu tegas, begitu tegas, hingga membuat perutku melilit. Tidak dengan cara yang baik.
"Bagaimana jika kamu tahu kamu tidak suka, aku tahu siapa aku?"
Matanya mengeras. "Tidak mungkin," katanya.