Carlos memperlakukanku dengan tatapan yang membuat kulitku merinding lalu memberikan senyuman menggurui pada para pria itu. "Nikmati pertunjukannya, anak-anak," katanya, sebelum berbalik dan menghilang ke kerumunan.
"Wow," seruku sebelum salah satu dari mereka sempat mengatakan apa-apa. "Aku tahu dia bajingan, tapi bos Bex secara resmi adalah kontol besar," kataku dengan kepastian mabuk.
Keheningan terjadi, pria besar itu berbalik perlahan, Lucky menatapku, dan Asher menatapku, lalu mereka semua tertawa terbahak-bahak. Yah, Lucky dan lelaki besar itu melakukannya, mulut Asher muncul sedikit mengisyaratkan geli.
"Mau mengajariku apa yang kamu lakukan di klub telanjang, sendirian?" Asher bertanya dengan ringan, meskipun rahangnya keras. Pria besar dan Lucky bersandar di bar di kedua sisiku, orang-orang bubar dengan tatapan dari masing-masing pria.
