Aku ditarik-tarik, dan mulut Asher ada di mulutku sebelum aku menyadari bahwa aku sendirian. Di sebuah ruangan. Dengan pria seksi. Semua pikiran yang bisa melumpuhkanku dibungkam dengan mulut Asher di mulutku. Dengan tangannya yang menjelajahi tubuhku, dengan kasar menangkupkan payudaraku.
Aku mengerang ke dalam mulutnya. Tidak ada yang pernah menyentuh aku, mencium aku seperti itu dalam hidup aku. Aku menekan tubuhku ke tubuhnya, kebutuhan tanpa berpikir mendikte emosiku. Tidak ada lagi. Dia memperlakukanku seperti seorang wanita. Seorang wanita yang diinginkannya. Seorang yang cantik. Bahkan jika ini hanya untuk satu malam, aku akan menyedot setiap bagian dari malam ini yang aku bisa.
Tangannya pergi ke pantatku, dan dia mengangkatku sehingga kakiku melingkari pinggangnya.
"Kau terasa sangat enak, bunga," gumamnya, mulutku hanya beberapa inci. "Tidak sabar untuk mencicipi vagina itu," lanjutnya, lalu dia menjatuhkanku ke tempat tidur.
