Setelah peristiwa pengejaran itu, Justin datang kembali ke rumah sakit yang baru. Sebuah rumah medis yang ia pilih sendiri. Dan tentu saja, ia datang untuk mengunjungi Wayne Alexander tepat jam sembilan malam, dengan membawa sejumlah perasaan kesal. Namun, di sisi lain, ia sangat iba. Seakan dirinya adalah orang munafik yang bermuka dua. Membela Axton, lalu tetap memedulikan Wayne, selaku orang yang mengaku sebagai ayah angkatnya. Seperti halnya anak SMA labil yang sedang kesulitan dalam memilih antara dua gadis menarik. Gila. Justin sendiri terlalu sukar untuk menjelaskan bagaimana perasaannya saat ini. Maklum, ia manusia yang sudah lama tak memakai nurani di dalam sanubari dirinya sendiri, lalu tiba-tiba berada dalam situasi semacam ini.