Kata-kata yang tidak dapat Ameera ucapkan adalah sambutan manis bernada manja, seperti yang disarankan Daisy padanya. Termenung diam, ia juga berdiri di hadapan ruang kerja sang suami. Beberapa detik yang lalu, ia memeriksa kamar, tetapi tak ada tanda-tanda keberadaan Axton. Sementara ruang kerja pribadi tersebut masih tertutup rapat, setelah Ameera melihat Justin keluar tak lama sebelumnya.
Entah sudah sampai mana kemajuan misi yang dijalankan oleh Axton, sampai pria itu begitu keras dalam bekerja. Apalagi sampai mengenal Bertran Purnama yang merupakan musuh bebuyutannya. Sekalipun hanya bersandiwara, terlibat dengan penuduh sialan itu bagi Ameera sangat berbahaya. Bagaimana jika identitas Axton terkuak begitu saja? Bukankah misi akan gagal, bahkan sebelum mencapai tujuan awal?