"A-aah ... sa-saya Aldys, Tuan. Bartender di tempat ini sekaligus rekan Ameera. Sudah lama tidak bersua dengannya, jadi saya memastikan apakah benar dia adalah Ameera," jelas Aldys yang semakin tidak nyaman dengan tatapan Axton padanya.
Namun, Axton masih saja belum ingin meluruhkan kebencian di wajahnya. Matanya tetap tajam, bak belati yang siap menghunus dada Aldys. Ia tidak menyukai kehadiran pria lain, terlebih pria yang pernah terlibat sangat dekat dalam kehidupan Ameera.
Mungkin bisa dikatakan sebagai perasaan cemburu, atau kekhawatirannya mengenai pengaruh pria yang lebih darinya terhadap Ameera. Maklum, Axton kan penjahat kelas dunia yang pernah dibenci oleh Ameera. Axton bisa kalah dengan pria biasa yang berhati malaikat. Walau meski Aldys merupakan bartender di tempat gelap itu, bisa jadi Aldys memiliki segudang kebaikan. Apalagi jika kebaikan itu pernah membuat Ameera terkesima.
