Dentum musik diskotik, lampu yang bergerak tak karuan, orang-orang yang sibuk bergoyang menyambut kedatangan Ameera ke klub malam tersebut. Aroma segala macam alkohol pun tercium, menusuk hidung Ameera yang mancung. Oh di mana saja, yang namanya klub malam itu sama. Bedanya ada di bagian interior ruangan saja. Klub malam itu cukup luas. Banyak sekali kawula muda, hingga pria-pria paruh baya yang singgah. Entah untuk bergabung dengan para penari tak profesional itu, atau hanya sekadar minum untuk menghangatkan badan.
Keadaan di dalam jauh lebih hangat daripada di luar. Sampai tubuh Ameera mengeluarkan keringat setelah sekian lama kedinginan. Dan ia terus berjalan ke arah depan dengan sangat pelan. Matanya bergerak untuk menatap ke segala arah, siapa tahu ia bisa menemukan satu sosok yang sangat ingin ia temui. Robert Aland, alias ayahnya sendiri.