Kedatangan Justin disambut oleh Kimberly yang sengaja menunggunya di balik gerbang sebelum keluar. Tampaknya wanita itu masih ingin bersandiwara bersamanya sebagai sepasang kekasih, untuk mengelabui aparat keamanan yang bisa saja masih mengintai kawasan tersebut. Meski risih, karena tak terlalu mengenali wanita itu, Justin tetap melakukan sandiwara yang memang kerap ia lakukan ketika sedang berada di ambang bahaya besar.
"Hai, Justin," ucap Kimberly setelah menyeret Justin ke dalam pekarangan rumah. Dan ia segera melepas pelukannya di pinggang Justin. "Bagaimana dengan sambutan saya barusan?"
"Saya rasa cukup mengesankan, Nona Kimberly," sahut Justin yang tetap biasa saja. Tak ada rona merah di wajahnya. Padahal Kimberly yang rela memeluknya tak kalah cantiknya dengan pelayan yang melayaninya di kafetaria. "Terima kasih atas bantuan Anda. Padahal sepertinya sudah tidak perlu. Anda akan tetap menjadi kekasih 'pura-pura' saja tanpa sambutan se-demikian mengesankan."