Menjelang pagi, Kimberly terbangun dari tidurnya yang tidak nyenyak. Beberapa kali ia terjaga, teringat akan perdebatannya dengan Axton. Rasa malu yang awalnya akan ia terima sebagai risiko setelah memutuskan untuk berkata jujur, benar-benar sangat menyiksa. Ia tidak bisa melupakan caranya sendiri untuk mempermalukan diri sendiri.
Kimberly menghela napas, juga memejamkan matanya. Sebaiknya ia segera membuang segala kerisauan, toh hari sudah berganti. Yang artinya ia pun harus menatap ke arah depan mulai saat ini. Lagi pula, sejak tadi malam tampaknya tak ada satu pun hal mencurigakan. Ia aman, tak ada kebisingan atau tanda-tanda penyerangan. Artinya orang-orang Wayne Alexander tidak lagi mengejarnya.
"Oh, Tuan Justin!" pekik Kimberly dengan aksen Amerikanya. Ia terkejut sendiri saat teringat akan penjaga sementaranya tersebut. "Sebaiknya aku segera menyapanya, agar dia pun segera pergi. Aku tidak bisa berada di bawah atap yang sama dengan orang lain. Apalagi seorang mafia."
