Gudang kosong yang dituju. Puluhan pria berpakaian hitam, ditambah jas berlogo kelinci merah. Kalung-kalung besi pun menambah kesan sangar pada diri mereka. Axton tidak mengira Leo akan membawanya ke tempat yang mungkin privasi, atau bahkan berbahaya. Sebenarnya, apa yang Leo rencanakan saat ini? Leo tidak mungkin ingin menghajar Axton alias Sena, bukan?
Setidaknya, perkiraan Axton tidak begitu. Namun, bukan berarti ia tidak berwaspada. Hati-hati itu perlu. Sabar pun sangat dibutuhkan. Dalam keadaan yang masih penuh kemisteriusan, Axton harus tetap tenang dan menjaga kewarasan. Mungkin saja, Leo hanya ingin merekrutnya menjadi anggota baru, atau mungkin—
"Seberapa hebat kemampuan taekwondo milikmu, Sena?" tanya Leo sesaat setelah benar-benar menghentikan mobilnya dan turun dari kendaraan itu serta berdiri tepat di depan pintu dari gudang tersebut.
"Eh?" Axton berlagak tercengang. Lantas, ia menatap Leo keheranan. "Kenapa Tuan Leo mempertanyakan itu?"