Maria bergegas turun agar tidak ketahuan. Diam-diam dia kembali ke kamarnya. Menelfon sang mama.
"Ma, aku mau banget ada diposisi abel ma. Aku gak mau tau, pokoknya harus ma." Rengek maria kepada mamanya lewat telfon.
"Ya sudah. Lakukan apapun. Celakai abel. Buat kenan dan keluarga itu tak suka dengan abel. Masak kamu gak ada ide." Kata sinta dari sebrang telfon.
"Gimana ma?"
"Buat abel pendarahan. Apa mau dicelakai dipernikahan juga bisa." Kata sang mama kepada anak semata wayangnya itu. Tentu cintanya kepada abel, anak tirinya itu, hanya sebatas kebohongan semata.
"ok ok ma." Maria menutup telfonnya. "dipernikahan kayaknya. Aku pengen cepet-cepet aja menyingkirkan abel."
"sip."
Sinta sangat mendukungnya. Keduanya pun segera mematikan telfonnya.
***
**
*