Aku mendorong bagian bawah gaun malamnya melewati pahanya; dia mengenakan thong putih yang lucu, aku ingin menjilatnya lalu makan hanya untuk kesenangan.
Aku menariknya dengan gigiku, menariknya ke samping, dan kemudian lidahku menyentuh bibirnya, intinya, aku menemukan panasnya, dan aku menikmati sensasi jantungku berdenyut dengannya. Dia sangat siap untukku dengan tubuhnya, bahkan jika dia tidak mengatakannya dengan kata-katanya. Aku bisa memakannya sepanjang hari dan masih mati kelaparan.
Dia menggeliat tapi tidak menarik diri.
"Yessss," kataku, pahanya gemetar di sekitar kepalaku, meremasku erat-erat seperti aku menjilati sesaknya, berharap penisku yang membuatnya kenyang.
Dia mulai gemetar.
"Belum," kataku. "Aku belum menyelesaikan piknikku."
"Kami baru saja makan"
"Tidak, kamu baru saja makan; Aku baru mulai," godaku.
