"Wah." Kartini tertawa. "Itu fantasimu atau apa?"
"Aku mengatakan itu dengan keras?"
"Sayangnya, ya." Dia mengerutkan hidungnya. "Telinga aku mungkin tidak akan pernah pulih. Aku pikir ovarium aku sedih sekarang. Apakah itu artinya ketika perutmu sangat sakit, dan kamu merasakan logam di mulutmu?"
"Apa? Tidak!" Aku memutar mataku. "Sudahlah. Ya, inilah yang aku rencanakan untuk dipakai. " Aku tergoda untuk melakukan sedikit putaran tetapi menahan diri pada tatapannya yang ngeri.
"Tidak." Dia menggelengkan kepalanya, berdiri, perlahan berjalan di sekitarku. "Tidak." Lalu. "SHERLY!"
"Ssst!" Aku menutup mulutnya dengan tangan, tepat saat Sherly secara ajaib muncul di pintu bersama Ezhi.
Keduanya menatap.
Lebih lama dari yang aku inginkan.
Kartini menunjuk. "Bisakah dia memakainya setelah semalam?"
"Tidak," kata mereka serempak, lalu keduanya mulai berbicara bersamaan.
