Alex menelan ludahnya mendengar ucapan Suzie. Tiba-tiba saja ia mengatakan itu padanya ketika ia sudah sampai di Hongkong?
Ia berdeham, mencoba menetralkan tenggorokannya. "Kenapa? Beritahu aku alasanmu."
"Sederhana saja. Selama ini kau tidak mencintaiku. Selama ini keberadaanku hanya untuk menemani sepimu. Dan pada dasarnya, keberadaanku tak pernah benar-benar kau anggap ada."
Ia menelan ludahnya mendengar Suzie mengklaim dirinya sendiri seperti itu. Terlalu jelas dan terlalu menohoknya hingga ke ulu hati. Walau ia tidak mencintainya, tapi hatinya tetap sakit.
"Andreo sama seperti Alexis. Kau bisa mengunjunginya kapanpun kau mau. Aku tak akan melarang. Tapi hubungan kita sudah selesai, Alex," tambah Suzie memecah keheningan.
Alex memijat pangkal hidungnya. Kali ini ia agak stres memikirkan semua ini. Padahal ia benar-benar berpikir bahwa Suzie hanya akan menetap sementara di Hongkong walaupun orang tuanya di sana.