Mayleen tertawa cukup keras saat ia melihat ekspresi suaminya. Bahkan ia masih sempat menggodanya sambil menggigit-gigit garpunya. Nathan bahkan bergeming dan tak melanjutkan makanannya.
Nathan merasa birahinya bangun karena diganggu oleh Mayleen. Tapi ia tak memiliki tempat untuk melampiaskan birahinya selain apartemennya.
"Lanjut makanlah, Sayangku. Jangan terlalu tegang begitu," kata Mayleen menggodanya.
Nathan menghela napasnya dan kembali memotong daging steiknya. "Setelah ini tak akan ada ampun untukmu, Mayleen."
"Hmm ... aku tak sabar untuk itu."
Senyum nakalnya ia tunjukkan pada Nathan. Mereka lalu tetap melanjutkan makanan mereka sampai habis tak tersisa.
Nathan tak bisa menahan dirinya. Ia bahkan mengajak Mayleen untuk segera pulang setelah mengetahui istrinya selesai. Tapi Mayleen tentu tidak akan mempermudah Nathan untuk melampiaskan birahinya. Ia punya beberapa ide yang akan membuat Nathan harus menunggu.
"Kau tidak ada acara kan, Nathan?" tanya Mayleen padanya.