Perlahan Alex memijatnya. Mayleen hampir berteriak, tapi ia menahannya. Bahkan, sesekali ia mendesah hingga sadar bahwa desahannya itu membuat tatapan Alex begitu menusuk. Namun begitu, Alex seperti sabar dan terus menyampingkan birahinya.
"Sepertinya kau besok tidak perlu bekerja," kata Alex tanpa menatapnya.
"Aku harus bekerja. Bosku akan marah," kata Mayleen mencari alasan.
"Jangan alasan, Mayleen. Kau pikir aku tidak tahu siapa atasanmu?"
Bibir Mayleen langsung terkatup rapat. Menyepelekan Alex sama saja menghina dirinya sendiri. Entah memang mengenal dekat atau hanya sebatas mengenal, Mayleen tidak tahu.
"Aku belum mandi, tubuhku rasanya lengket," gerutu Mayleen.
"Aku akan memandikanmu," kata Alex.
"Kau baru saja membawaku ke kasur, masa kita kembali ke kamar mandi?"
"Aku tidak keberatan, jadi ... ayo!"