"Untuk perusahaan ini, biarkan aku yang bekerja. Kau cukup amati aku saja, okay?" kata Edward pada Mayleen.
"Bagaimana jika ayahku bertanya padaku?"
"Sudah kubilang, kau jadi pengamat saja."
Mayleen tak lagi bertanya. Ucapan Edward sudah cukup jelas di telinganya. Ia juga tidak ingin ada interaksi yang begitu dalam pada karyawannya itu.
Senyuman lebar terlihat di wajah Edward. Ia bahkan sama sekali terlihat biasa seolah tak terjadi apa-apa pada mereka berdua.
"Apakah Alexis menjadi anak yang lucu? Aku ingin sekali menemuinya "
Mayleen langsung menoleh pada Hendrick. Menunjukkan wajah terkejutnya karena pria itu tahu nama Alexis, putrinya.
"Dari mana kau tahu namaku?" tanya Mayleen berdesis.
"Semua karyawan tahu siapa nama anakmu, Ma'am. Aku tidak mungkin ketinggalan cerita tentangmu."