Pagi ini Ally sudah siap dengan pakaiannya. Ia meninggalkan sarapan dan catatan untuk Mayleen beserta kartu kreditnya jika Mayleen ingin berpergian sendiri.
Dikenakannya dasinya sambil menatap Mayleen yang masih tertidur dengan selimut yang menutupi tubuh telanjangnya.
Sebenarnya, ia memikirkan perkataan Mayleen dan pikiran-pikiran buruknya. Ia takut jika apa yang Mayleen pikirkan menjadi kenyataan.
Setelah siap dengan semuanya, Ally mengecup kening Mayleen dengan perlahan, ia takut membangunkan Mayleen dan malah merasa berat untuk bekerja.
Ally langsung keluar dan menutup pintu apartemen dengan suara pelan. Ia kemudian keluar gedung dan mencari mobil yang akan menjemputnya.
Keberuntungan sedang memihaknya. Ia melihat Benny, managernya, menjemputnya. Ally langsung masuk ke kursi penumpang depan dan mereka bersalaman pertemanan.
"Akhirnya, kau menjemputku, Ben! Jika tidak, aku akan merasa canggung dengan Vania," timpal Ally.