"Yunita sudah mati." Talia menatap Valerie saat mengatakan hal ini. Dia menatapnya dengan kaget, seolah-olah kabar itu masih sedikit sulit dipercaya.
Valerie mengerutkan keningnya. "Bagaimana bisa?"
"Aku tidak tahu." Talia menunjuk ke ponselnya. "Mereka baru saja meneleponku dan memastikan bahwa dia mati otak. Mereka baru saja melepas ventilatornya."
Tanpa sadar Talia mengepalkan tinjunya dan menarik napas dalam-dalam. "Ini mungkin karmanya!"
Valerie berpikir bahwa hal ini sedikit aneh. Dua hari yang lalu, dia pergi menemui Yunita dan memeriksa nadinya. Yunita memang dalam keadaan koma, sedangkan alasan spesifiknya mungkin bisa diketahui dengan pemeriksaan darah.