Bondan terus saja merasa gelisah selama seluruh proses pembicaraan proyek. Dari waktu ke waktu, dia memandangi anak yang duduk di sana dengan tenang. Rambut anak itu tidak panjang maupun pendek. Dia terlihat seperti anak kecil, tetapi fitur wajahnya yang halus dan kulit yang putih membuat orang mengira dirinya seorang anak perempuan.
"...18 bidang tanah ini akan menjadi pengembangan terbaik di Bandung di masa depan. Kami benar-benar tidak mampu untuk proyek sebesar itu," terang manajer proyek keluarga Lukito yang datang bersama Bondan. Dia memandang Edward dengan hormat dan bertanya, "Pak Edward, saya ingin tahu, apakah Bapak tertarik untuk bekerja sama?"
Bondan dengan cepat menarik kembali pandangannya dan menatap Edward. Selagi Manajer Proyek berbicara, Edward bersandar di kursinya. Meskipun Edward tidak mengatakan sepatah kata pun selama proses pembicaraan, Manajer Proyek akan melihat wajahnya hampir setiap kali dia mengucapkan sepatah kata.