"Nona Sunyoto, Anda hamil."
Kata-kata yang diucapkan oleh dokter itu seperti petir di siang bolong, membuat Valerie Sunyoto yang tadinya mengantuk kini membuka kelopak matanya lebar-lebar dan berteriak nyaring, "Apa...?!"
Mana mungkin?! begitu pikir Valerie. Meskipun usianya sembilan belas tahun, dia belum pernah tidur dengan lawan jenis!
Dokter menyerahkan hasil pemeriksaan kepada Valerie dan berkata, "Usia janin Anda saat ini sudah empat bulan dan kesehatan Anda kurang bagus. Anda tidak bisa mengaborsinya. Anda hanya punya pilihan untuk melahirkannya."
Valerie pulang ke rumah dalam keadaan linglung. Setelah dimarahi habis-habisan oleh ayahnya, dia mencari bukti rekaman kamera pengintai. Namun, dia menemukan bukti bahwa empat bulan yang lalu, kondisi kesehatannya memang sedang buruk dan dia tidak pernah sekalipun meninggalkan rumah!
Meskipun Valerie punya bukti rekaman, orang-orang di sekelilingnya tidak percaya kepadanya dan terus mengejeknya secara pribadi, "Perutmu sudah besar dan kau masih beralasan bahwa tidak ada seorang pria pun yang tidur denganmu. Keluarga Gunawan benar-benar menyedihkan. Mengapa dia bisa bertunangan dengan orang seperti ini?"
"Dia sebenarnya berbadan gemuk dan buruk rupa. Latar belakang keluarganya juga buruk. Dia beruntung bisa masuk ke keluarga Gunawan! Tapi, sekarang dia sudah hamil lebih dulu. Keluarga Gunawan pasti harus membatalkan pernikahan mereka, kan?"
Menurut dugaan masyarakat umum, Steven Gunawan akan melamar putri dari keluarga Sunyoto. Namun, pada saat itu perut Valerie sudah membuncit dan usia kandungannya sudah memasuki bulan kedelapan, sehingga ukuran perutnya yang besar sudah tak bisa disembunyikan lagi.
....
Di ruang belajar, Harry Sunyoto, ayah Valerie bertanya dengan hati-hati kepada Steven, "Apa kau ingin mengajukan pembatalan?"
Jawaban Steven sungguh di luar dugaan, "Tidak. Kakekku tidak setuju."
Keluarga Gunawan adalah keluarga yang kaya raya, sedangkan keluarga Sunyoto tidak sekaya keluarga Gunawan. Apabila pernikahan dengan keluarga Gunawan gagal, maka tidak akan ada orang yang tahu insiden ini. Jika pernikahan tidak dibatalkan, akan seperti apa jadinya?
Steven memutar otak. Emosinya memuncak dan dia memaki keadaan dengan kesal, "Aku merasa jijik saat melihat wajah Valerie yang buruk rupa itu! Sekarang, dia sedang hamil dari benih laki-laki lain. Jadi, kenapa aku harus menikah dengannya? Aku tidak sebodoh itu!"
Harry buru-buru membalas perkataan Steven dan berjanji, "Tuan, tenanglah. Setelah Valerie melahirkan bayi yang ada di dalam kandungannya itu, aku akan segera membawa bayi itu pergi!"
Valerie yang sedari tadi hanya membisu mendadak mengangkat kepalanya dan berkata, "Tidak bisa!"
Dalam beberapa bulan terakhir, berawal dari keraguan, Valerie menjadi seseorang yang dirundung kebingungan dan dia tidak mau menerima kenyataan yang ada. Tetapi, seiring berjalannya waktu, makin lama dia makin bisa mendengar detak jantung dari bayi yang dikandungnya ini.
Valerie sudah punya perasaan ini sejak awal. Anak yang ada di dalam kandungannya ini tidak berdosa dan tidak bisa diaborsi. Valerie ingin membatalkan pernikahan!
Namun, pada saat ini, perut Valerie terasa mengejang dan sangat sakit. Rasanya seperti… seperti akan melahirkan!
....
Lima tahun kemudian.
"Ibu, bangun. Pesawatnya sebentar lagi mendarat."
Suara renyah dan penuh antusias itu membuat Valerie membuka kelopak matanya. Dia melihat sebuah pipi yang lembut dan indah.
Anak itu, Jenny Sunyoto, mengedipkan sepasang matanya yang besar dan hitam. Dia meletakkan dagunya di atas tangan ibunya dan bertanya, "Ibu, apakah kita kali ini pulang untuk mencari ayah?"
Valerie meregangkan tubuhnya. Dia duduk di kelas bisnis yang nyaman dan menjawab, "Kau tidak punya ayah."
Jenny menghela napas panjang seperti orang dewasa dan menanggapi jawaban ibunya, "Aku bukan lagi anak kecil yang berusia tiga tahun. Aku tidak percaya omong kosong seperti ini. Tanpa ayah, aku tak mungkin lahir begitu saja dari batu, kan?"
Valerie bingung harus menjawab apa. Dia hanya bisa terdiam dan mengikat rambut panjangnya. Kulitnya yang putih, hidungnya yang mancung, ditambah dengan bibirnya yang kemerahan dan tubuhnya yang anggun membuat Valerie menjadi sosok yang paling menarik di pesawat.
Jenny terus bergumam, seolah tidak puas dengan tanggapan ibunya, "Kalau bukan untuk mencari ayah, apakah kita mencari Kakak?"
Kakak? Valerie berkata dalam hatinya. Seberkas cahaya dingin melintas di matanya.
Pada saat itu, Valerie melahirkan sepasang anak kembar. Namun, tanpa seizin Valerie, Harry membuang kedua anaknya secara paksa. Valerie memaksakan diri untuk turun dari tempat tidur dan dengan sekuat tenaga mencoba menyelamatkan Jenny.
Setelah itu, kehidupan Valerie bagaikan sedang tergantung pada seutas benang. Jika bibinya tidak segera kembali dan membawanya ke luar negeri untuk memulihkan keadaannya yang sangat lemah, mungkin dia sudah tidak ada lagi.
Dalam kurun waktu lima tahun, tubuh Valerie berangsur pulih. Obesitas yang dideritanya sejak kecil karena penggunaan hormon pun akhirnya dapat disembuhkan.
Kali ini Valerie pulang karena keluarga Gunawan akhirnya setuju untuk membatalkan pernikahan dengannya. Oleh karena itu, Valerie pulang untuk membereskan masalah ini. Namun, yang terpenting bagi Valerie adalah tetap mencari keberadaan anaknya.
Setengah jam kemudian, akhirnya pesawat mereka mendarat. Valerie menyuruh Jenny duduk di atas koper dan dia akan mendorong koper yang diduduki Jenny itu.
Tak lama setelah Valerie mengaktifkan ponselnya, dia menerima sebuah panggilan telepon. Dia mendengar suara yang terburu-buru dari seseorang yang meneleponnya, "Anti, berhati-hatilah!"
Valerie bertanya dengan nada santai, "Ada apa?"
"Edward Hartono, orang nomor satu di negara ini, sedang mengumpulkan informasi pribadimu. Kali ini, aku khawatir tidak menemukanmu dan aku tidak akan berhenti mencarimu!" terang orang itu. Terdengar kekhawatiran dalam suaranya.
Bibir Valerie hanya membulat saat mendengarnya.
"Anti, saat kau di luar negeri, kau bisa menghindar dan bersembunyi darinya jika kau berada di negara yang bukan kekuasaannya. Tapi, kau sekarang pulang dan kau tidak bisa melarikan diri lagi! Sebagai dokter ahli bedah yang paling bergengsi, tak bisakah kau untuk menyembuhkan Nenek?"
"Kabarnya, Edward adalah seseorang yang murah hati dan seorang pria tampan yang cukup langka. Mungkin kalian bisa menjalin sebuah hubungan yang romantis!"
Valerie hanya menguap malas mendengarnya.
Keluarga besarnya mempunyai bisnis yang besar, tapi anggota keluarga yang lain sangat rumit. Pengobatan penyakitnya membutuhkan biaya yang mungkin akan memperebutkan harta warisan atau hak milik. Valerie berpikir, Mengapa harus ada campur tangan dari para keluarga papan atas ini?
Kali ini Valerie pulang untuk mencari anaknya dan dia tidak ingin menangani urusan lain.
Saat mendekati pintu keluar, Valerie mendadak melihat sosok yang sangat dikenalnya. Dengan cuek dia berkata, "Kecantikan yang seperti ini benar-benar sebuah kutukan."
Setelah menutup panggilan telepon, Valerie memasukkan ponselnya ke dalam tasnya begitu saja dan menatap dingin sosok di hadapannya ini. Dia tak menduga bahwa dirinya akan bertemu dengan orang yang sudah lama dikenalnya begitu cepat.
Pria yang mengenakan jas itu sedang berdiri di pintu keluar bandara. Penampilannya sangat mencolok dan terlihat berkharisma. Perawakannya terlihat lebih dewasa dibandingkan lima tahun lalu. Pria ini adalah tunangan Valerie, Steven Gunawan.
Steven berdiri dengan tidak sabar. Dia memegang sebuah papan nama di tangannya dan bertanya dengan nada mengeluh, "Kapan orang gemuk itu keluar?"
Kepala pelayan yang berdiri di belakangnya menjawab, "Tuan Muda, harap Anda bersabar sedikit. Tuan Besar sudah mengatakan, meskipun ini terkait pembatalan pernikahan, Anda tidak boleh ribut."
Steven mengerutkan keningnya dan membalas dengan kelihatan cemas, "Sabar? Kurasa dia sangat menjijikkan! Dia dulu sangat gemuk dan dia pasti menjadi lebih gemuk setelah melahirkan. Keinginannya untuk tidak membatalkan pernikahan pasti lebih besar, kan? Kenapa aku benar-benar sial dan terlibat urusan dengan orang seperti ini?"
Kata-kata yang dilontarkan Steven itu terdengar di telinga Valerie, tapi dia sama sekali tidak melebarkan kelopak matanya.
Dalam lima tahun terakhir, Valerie sudah berkali-kali ingin membatalkan pernikahan. Tetapi, baik keluarga Sunyoto maupun keluarga Gunawan tidak menyetujuinya. Sebenarnya, siapa yang terlibat?
Valerie merasa sangat malas berurusan dengan orang seperti ini dan ingin membawa Jenny meninggalkan tempat itu.
Setelah Steven melontarkan kata-kata kasar itu, dia menoleh dan kelopak matanya melebar melihat Valerie. Wanita cantik yang keluar dari bandara terlebih dahulu itu terlihat lembut dan menawan. Saat dia muncul, seketika aura seluruh bandara tampak hidup.
Melihat wanita itu berjalan semakin mendekat ke arahnya, Steven langsung menegakkan badan dan merapikan pakaiannya yang mahal. Dengan penuh percaya diri, dia bertanya, "Hai, Cantik. Bolehkah aku bertanya, siapa namamu?"
Steven terlihat seperti seekor burung merak jantan yang membuka ekor indahnya untuk menarik perhatian burung merak betina.
Valerie menghentikan langkahnya. Dia menatap Steven dengan tatapan dingin dan menjawab, "Valerie Sunyoto!"
------
Dari 15 Februari 2020, koin yang sudah digunakan untuk membeli buku yang tidak terpilih akan dikembalikan dalam waktu 30 hari. Perlu diperhatikan Fast Pass yang sudah digunakan tidak bisa dikembalikan.
Buku-buku yang terpilih untuk dilanjutkan akan memiliki tanda khusus di pojok sampul dalam 30 Hari untuk menunjukkan kelanjutannya.
Terimakasih atas pengertian Anda.