Suasana rumah Vira memanas, setelah Vira menerima telepon dari Setiawan dan mendapat makian dari bosnya. Air mata Vira menetes. "Wanita tidak cantik, bukan level gue !". Sakit hati yang dirasa menerima perkataan dari Setiawan
Baru kali ini ia mendapat perkataan tidak mengenakkan hati yang menganggap rendah dirinya. Lelaki berharga dihidupnya yaitu sumi dan ayahnya saja tidak pernah berkata serendah itu pada dirinya.
"Mi, itu tadi Setiawan tengil itu kan ? Kok mimi menangis ? Apa yang ia ucapkan sehingga membuat mimi menangis. Biar ku kasih pelajaran dia !!"
"Stop, mas ! Tidak perlu. Ini bukan saatnya kamu main kekerasan sama dia. Kekerasan tidak akan menyelesaikan masalah. Lebih baik kamu minta maaf sama pak Setiawan, agar masalah ini cepat selesai ! Atau aku yang malah kena dampaknya."