"Ya, aku tahu aku hampir delapan belas tahun. Aku mengerti. Aku mengacau, dan aku harus tumbuh dewasa, oke? Kapan kamu akan pulang sehingga aku bisa masuk? "
Aku mengulur-ulur waktu agar aku bisa mendengar sisa percakapan, meraba-raba kunciku di pintu.
"Ini pertunjukan seni ku malam ini. Kamu tidak akan bisa pergi?" dia bertanya, melankolis terpancar dari kata-katanya kepadaku. "Sial," umpatnya setelah menutup telepon.
"Tidak sekolah?" aku bertanya kepadanya.
"Beberapa hari guru-dalam-layanan atau sesuatu."
"Apakah kamu, um… butuh bantuan? Aku tidak bermaksud untuk mendengar. Kamu dipersilakan untuk masuk ke dalam dan menunggu ibumu. "
Mata hijau anak itu melebar, dan aku mengangkat tangan.
"Itu hanya tawaran. kamu tidak harus. Nama ku Yudas. Aku menyewa apartemen ini dari teman ku Gandi."