Verlita menatap nya cukup lama sebelum menganggukan kepala nya.., benar dia seorang dokter professional.. hanya diri ku saja yang kurang professional mencampuri urusan pribadi.
Keenan meletakkan stetoskop di dada Verlita dan mulai menghitung detak jantung Verlita per- enam puluh detik.., " Tarik nafas mu dalam…., tahan.. aku akan katakan hembuskan"
" hembuskan"
Verlita menghembuskan nafas nya
" Semua terdengar normal.., kau baik-baik saja"
" Tunggu…, kau harus memeriksa ku saat aku membuka amplop ini" Verlita menahan nafas nya
Keenan menahan senyum nya.. ia tahu kenapa jantung nya menjadi tidak karuan.. karena rasa takut yang di rasakan Verlita.. tapi dengan sabar.. ia menuruti kata Verlita.. ia memasang kembali stetoskop nya ke dada Verlita
Detak jantung nya terasa sangat-sangat cepat… dug dug dug dug dug dug.. Keenan menikmati suara itu.. sambil menatap wajah Verlita yang gugup