"Kamu hanya cukup melakukan apa yang ingin kamu lakukan. Jangan bergantung pada siapapun. Cukup jadi Faishal seperti ini. Ini membuatku nyaman."
Kalimat itu yang menutup pembicaraan mereka. Sekarang Faishal sudah berada di dalam halaman rumahnya. Nata pergi, tak mampir terlebih dahulu. Katanya ada tugas yang harus diselesaikan saat dia mengikuti kelas tambahan kemarin. Faishal mengiyakan. Tak mau banyak memprotes ini itu. Toh juga, ini hampir sore. Nata juga butuh waktu untuk beristirahat.
Faishal diam kala mendengar suara gadis dari dalam rumahnya. Bukan kedua adik kembarnya. Suaranya jauh lebih matang dari anak kembar yang berusia di bawah lima belas tahun.
Dia masuk ke dalam rumah. Menatap siapa yang duduk di atas kursi. Seorang gadis muda yang cantik, tersenyum manis melihatnya. Sudah lama tak berjumpa, itulah isyarat pandangan mata yang diberikan kepada Fasial.