"Aku serius Nata." Farah tertawa ringan saat gadis di depannya hanya diam. Membisu, tak tahu harus berkata apa lagi. .
"Dulu, sebelum kamu datang, setidaknya satu kali dalam satu bulan aku harus membereskan kekacauan yang Rama lakukan tanpa papanya tahu. Itu sulit untukku." Ia kembali melanjutkan. Tak pernah absen memberikan senyum di atas wajah cantik, awet mudanya itu. "Belakangan ini aku tak perlu lagi melakukan itu. Rama jauh lebih tenang sekarang."
Nata ikut tersenyum tipis. Menundukkan pandangan matanya. Kepalanya manggut-manggut, menyetujuinya. "Aku senang mendengarnya."
"Ah, benar ...." Farah kembali menyela. Sejenak menjeda dengan menarik cangkir di depannya, menyeruput isinya dengan ringan. Ber-ah ringan sembari mengecap bibirnya. "Rama bercerita sesuatu pada kamu?" Nata diam. Ia tak menjawab apapun. Hanya menatap wanita yang ada di depannya saat ini. "Maksudnya, mungkin dia bilang dimana papanya berada atau semacamnya."