'Anda mendapatkan transfer masuk seharga satu miliar dua ratus juta.'
Tulisan di layar ponsel itu malah mengabur ketika setitik air malah jatuh di atasnya, yang disusul tetesan lainnya. Isakan terdengar tak lama kemudian.
Luna mendesah berat sambil meletakkan ponsel itu di atas tempat tidur di sampingnya. Perempuan itu lalu mebenamkan kepala ke dalam lipatan kakinya, lalu di sana dia malah semakin menangis sejadi-jadinya.
Padahal inilah yang dia inginkan dari awal. Uang satu miliar inilah yang mengirimnya ke kediaman Abraham, yang membuatnya bersedia untuk membohongi cinta pertamanya. Dia juga tak munafik untuk mengakui kalau memang inilah yang paling dia butuhkan. Uang ini bisa membuatnya membantu pengobatan orang tua lelakinya, lalu bisa membuatnya memulai bisnis yang dia impikan.
Inilah momen terbaik di hidupnya.