Setelah membaca dan mempelajari proposal selama beberapa jam, Rafael akhirnya bisa berhenti. Pria itu lantas menutup dokumen tersebut seraya merenggangkan tubuhnya yang terasa pegal.
Rafael lalu melayangkan pandangannya menuju sekotak nasi yang tadi telah dipesankan oleh Luna sebelum izin makan siang ke luar. Makanan yang mungkin sudah mulai dingin karena kini hampir sekitar satu jam sudah diletakkan di sana.
Pria itu menghela napas pelan, lalu melayangkan pandangannya menuju jendela yang berada di bagian kanan ruangan. Terlihatlah di sana sebuah vas bunga yang terisi penuh oleh mawar putih yang segar. Yang pagi ini baru diganti lagi oleh Luna berdasarkan kebiasaannya selama beberapa bulan ini.
'Luna memang langsung berubah setelah kuancam waktu itu. Dia tak mengubah cara berpakaiannya, namun dia sudah tidak lagi bertingkah atau mengatakan hal yang aneh-aneh. Aku merasa cukup tenang, namun sejujurnya… aku juga merasa kehilangan perhatian darinya.'
