"Tidakkah menurutmu ini berlebihan?"
Begitulah yang dikatakan Abraham pada Bertha. Saat kini dia membaca isi dari kontrak perjanjian antara sang istri dengan cinta pertama putranya.
"Lihatlah pasal yang baru ini. Kamu bilang kalau kamu melarang dia untuk terlibat dengan Rafael ataupun keluarga kita setelah ingatan Rafael kembali – setidaknya dalam tiga bulan ini. Dia harus menyingkir sepenuhnya." Abraham jeda sejenak sebelum melanjutkan. "Dalam prosesnya dia diizinkan melakukan apa saja, namun tidak boleh sampai hamil. Begitu kontrak selesai nanti dia harus bersedia dites kehamilan sebelum pergi. Lalu kalau sampai hal yang tak diinginkan itu terjadi, dia harus mau menggugurkannya saat itu juga?"
Bertha tampak menghela napas pelan.
"Itu memang kejam. Karena kalau memang itu anaknya Rafael, itu artinya dia adalah cucu kita. Tapi tentu saja aku melakukan itu sebagai peringatan keras padanya agar hal itu tidak sampai terjadi."