"Tuan Muda?"
Samar-samar suara itu terdengar oleh Rafael. Seperti menuntun arah baginya.
"Tuan Muda? Anda mendengar saya? Tuan Muda?"
Saat itulah Rafael membuka mata. Yang langsung membuatnya kaget ketika bertemu pandang dengan Luna. Di mana gadis itu menatapnya dengan raut wajah penasaran bercampur khawatir.
"Anda tidak apa-apa, Tuan Muda?"
Rafael tak menyahut. Dia hanya memandang wajah sang asisten pribadi tanpa kata, bersama dengan kedua matanya yang melebar. Napas sedikit tersengal-sengal dengan napas kembang kempis.
"A-Anda tak apa-apa, Tuan Muda? Apa Anda mimpi buruk?"
Mimpi buruk?
Apakah yang tadi itu dapat dikategorikan sebagai mimpi yang buruk. Padahal kenyataannya Rafael sangat menikmatinya – lebih dari mimpi apapun yang pernah dia alami.