Luna menghela napas panjang saat dia sampai di luar rumah. Sedikit bergidik merasakan embusan angin malam, dia berlari-lari kecil menuju halaman. Mendekati Gino yang tengah duduk di sebuah bangku yang berada di bawah pohon jambu yang berada di dekat pagar bambu rumahnya. Di mana ada sebuah mobil terparkir di sana, dengan seorang pria yang sabar menunggu di belakang kemudi.
'Untunglah dia datang pakai mobil dan sopir.'
Luna lebih mendekati Gino. Di mana pria itu tersenyum lebar sambil menatapnya dengan mata yang sayu.
"Astaga, Gino. Kamu sedang apa? Bukankah besok kamu harus bekerja?"
"Hm… tapi aku nggak papa." Gino menepuk hamparan kursi kayu di sampingnya. "Ayo sini duduk dulu. Kita bicara sebentar."
Namun Luna menahan langkahnya.
"Nggak bisa, Gino. Kita nggak bisa bertemu dengan cara seperti ini, karena orang tuaku bisa terbangun. Aku juga nggak mau ada tetangga yang lewat dan melihat kita, lalu berpikiran macam-macam."