Kembali ke masa sekarang.
Begitu mereka kembali memasuki vila, ternyata Rafael sudah bangun. Sang Tuan Muda bahkan sudah lebih dulu menempati salah satu kursi di meja makan.
Luna dan Gino tampak saling bertatapan. Mereka tampak gugup sebelum berjalan mendekat menuju pria itu.
"Raf, kamu udah bangun?" Gino menyapanya sambil menarik salah satu kursi. "Maaf ya tadi aku menghilang begitu saja. Kamu pasti bingung nyariin."
"Nggak papa. Nggak masalah." Rafael terlihat lebih tenang dari dugaan. "Untung kalian cepat kembali sih. Soalnya kalau enggak, aku mungkin bakal makan duluan. Perutku sudah keroncongan."
Entah kenapa sedikit aneh melihat Rafael tak bertanya soal mereka lagi. Padahal biasanya Rafael akan langsung curiga melihat mereka hanya berdua saja. Tapi baguslah. Setidaknya mereka tidak perlu mencari alasan.
Maka akhirnya pun mereka mulai menyantap hidangan yang telah disiapkan. Ini mungkin akan menjadi sarapan terakhir mereka di pulau ini sebelum kembali ke Jakarta lagi.