'Argh, sial. Kenapa harus hujan segala sih? Kalau bergini bagaimana caranya aku melancarkan rencanaku?'
Serra tak berhenti mengomel sejak tadi. Di mulai dari saat dia keluar dari kamar dan mendengar kabar kalau para pelayan belum ada yang menampakkan diri. Yang kemudian ditambah dengan informasi kalau Luna dan Rafael menghabiskan cukup banyak waktu di dapur itu untuk menghidangkan sarapan.
Hal itu semakin membuat buruk suasana hatinya. Apalagi ketika dia menyicipi masakan tersebut. Dia ingin menyela sang asisten pribadi Rafael agar dapat mengerjainnya, namun ternyata ia tak mendapat celah untuk itu. Mengingat masakan yang dia buat memang lumayan rasanya.
Serra jadi semakin iri saja. Apalagi karena Gino terus dengan tanpa henti memuji Luna dan masakannya. Sementara Rafael… walaupun dia tak mengatakan apapun, namun dilihat dari bagaimana dia sangat lahap memakannya lebih dari biasanya, hal itu sudah menjelaskan reaksi dari pria ini.
