Kembali ke masa sekarang.
Rafael sebenarnya telah bangun sejak tadi. Entah kenapa dia tadi terbangun tiba-tiba, saat mendengar suara kunci pintu yang berusaha dibuka dari dalam. Yang benar saja, tak lama kemudian sosok Luna pun memasuki ruangan tersebut.
Kalau biasanya Rafael akan langsung bangun begitu Luna memanggil namanya, hari ini entah kenapa terasa berbeda. Tiba-tiba dia merasa malas saja untuk segera meladeni gadis itu. Selain malas bergerak dari tempat tidurnya yang empuk ini, dia juga merasa sebal saja terhadap Luna.
Karena tadi malam dia terus kepikiran soal sang asisten pribadi. Pesan yang dikirimkan oleh Serra entah kenapa terasa sangat mengganjal dan mengusiknya. Sehingga hal itu juga yang membuatnya merasa ingin sedikit menyusahkan gadis itu saja. Entah apa tujuannya, namun yang jelas… dia ingin gadis itu merasa terbebani olehnya saja.
