Luna was-was sekali saat memasuki kamarnya sendiri. Lalu memandang Rafael yang tampak langsung mengunci pintu. Takut-takut kalau ada yang menyusul masuk ke dalam.
"Ayo. Sini."
Bahkan seakan dialah pemilik kamar, sang tuan muda lebih memasuki tempat itu dan mengajaknya mendekati sofa. Yang lagi-lagi membuat Luna menurut walaupun ada banyak perkataan yang tersangkut di otaknya. Yang ingin diucapkannya pada pria itu.
"Setahuku di setiap kamar ada kotak P3K-nya. Di mana mereka meletakkannya?"
"Di dalam laci nakas." Luna menyahut sambil menunjuk salah satu dari dua meja yang berdiri di setiap sudut tempat tidurnya. "Tapi Tuan Muda—"
"Aku ambil dulu untuk mengobati kamu. Tunggu di sini."
Luna kembali hanya diam saja walaupun sempat dia ingin menyela. Namun seperti yang dilihat, Rafael tampak terlalu fokus dengan tujuannya datang ke tempat ini. Sehingga entah dia sengaja mengabaikan setiap pandangan khawatir Luna, atau memang dia tak menyadarinya sama sekali.