September 2006
Maka akhirnya demi nilai akademik mereka, Luna dan Rafael pun berusaha berdamai dengan keadaan. Pada akhirnya mau tak mau kedua orang itu harus membuang egonya demi mendapatkan apa yang mereka inginkan. Demi memperbaiki nilai matematika mereka masing-masing.
Mereka harus mempertaruhkan gengsi yang biasanya tebal itu. Rafael harus dengan sabar mengajar Luna yang tanpa diduga memang begitu payah dalam hal matematika, serta Luna yang juga harus menerima setiap kritikan tajam dari pemuda pintar itu. Setidaknya sampai dua minggu ke depan hingga ujian ulangan, mereka harus menahannya.
"Haaah… salah lagi. Kenapa sulit sekali bagimu untuk mengerti?"
Rafael mengeluh untuk yang kesekian kalinya. Memandang tak puas hasil pekerjaan yang diberikan Luna padanya.
"Kan sudah kujelaskan. Caranya itu seperti yang di atas, serta kamu harus memperhatikan bagian ini. Tapi kenapa terus juga tidak bisa?"