Meninggalkan hal tadi, pada akhirnya rapat itu pun dimulai. Ketiga orang yang dulu sering berhadapan perkara pelajaran SMP dan SMA itu, kini mulai merundingkan tentang masalah yang lebih serius terkait kinerja sebuah perusahaan besar.
"Oh ya, ini salinan proposal yang kusebutkan kemarin, Raf. Kamu juga silakan ambil satu Luna," kata Gino sambil mengulurkan dua dokumen yang tadi dibawanya kepada kedua orang itu.
Luna tampak dengan cepat membukanya akrena penasaran. Namun Rafael tampak lagi-lagi kepikiran sesuatu.
"Kamu bahkan sudah menyiapkan dua dokumen segala. Dari awal kamu memang berniat untuk mengajak Luna untuk bergabung dengan kita?" tanya sang CEO penasaran.
Gino tampak sedikit tergagap. Namun akhirnya kembali berusaha tenang.
"Tentu saja. Kan aku tahu kalau dia sekarang asisten pribadimu yang memang harus dilibatkan dalam hal ini. Dari tadi kenapa pertanyaanmu aneh sekali sih, Raf? Apa yang kamu pikirkan?"