Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya jam makan siang pun tiba. Hal itu membuat Luna dengan cepat bangkit dari tempat duduknya dan keluar dari ruangan. Di mana dia langsung menemukan sosok Rafael yang betah menetap di meja kerjanya.
'Tch, aku antara heran sama takjub dengan Rafael. Sebenarnya kan dia masih ammensia, tapi bagaimana mungkin otaknya bisa memproses dokumen-dokumen sulit begini? Hal yang orang normal sepertiku saja menyerah untuk menekuninya. Aku juga khawatir dia akan semakin sakit karena terlalu diforsir bekerja.'
Luna menepis pemikiran itu dan mendekati Rafael.
"Maaf, Tuan Muda. Tapi… saya mau mengingatkan pada Anda kalau saat ini sudah masuk jam makan siang."
"Oh ya?" Rafael berhenti bekerja sejenak untuk memeriksa jam di pergelangan tangannya. Desahan berat terdengar. "Tch, tapi ini sedang sangat nanggung. Aku pelajari dulu sampai bawah, sebelum nanti malah hilang konsentrasi. Hal itu membuatku harus bekerja dua kali."